Kamis, 8 Juli 2010 16:32
Jakarta, NU Online
Mata air yang memancar dari samping kuburan seorang wali, sah-sah saja bila dianggap sebagai indikasi karomah sang waliyullah. Adapun teknis logikanya bisa bermacam-macam, bergantung pada kehendak Allah.
Bisa saja dimungkinkan karena adanya aliran anak sungai bawah tanah di sekitar makam ataupun mata air dari dalam tanah. Demikian dinyatakan oleh Wakil Ketua Lembaga Bathsul masaiL nahdlatul Ulama (LBMNU), Arwani Faisal, Kamis (8/7), menanggapi terus memancarnya air dari sekitar lokasi makam Habib Abdurahman Bin Abdullah al-Habsy yang akan dipindahkan.
Menurut Arwani, air yang memancar di sekitar makam ini dapat dihukumi suci apabila kondisi fisiknya memenuhi syarat kesucian air, yakni tidak berwarna tidak berasa dan tidak berbau (air murni). Air murni ini dapat dipergunakan untuk bersuci (suci mensucikan/thohir muthohhir) dan dapat dikonsumsi tubuh manusia.
"Dalam madzhab Syafi'i, ada pendapat yang menganggap air di yang meresap dari sekitar makam adalah suci. Meski memang ada pula pendapat yang menyatakan air rembesan di tanah makam adalah najis," tutur Arwani kepada NU Online.
Lebih lanjut Arwani menjelaskan, kenajisan rembesan air makam didasarkan pada asumsi bahwa air tersebut melewati tanah yang telah tercampur dengan berbagai kotoran dan najis akibat membusuknya daging manusia. Namun pendapat ini dianggap lemah untuk makam-makam yang telah berusia ratusan tahun.
"Air yang melewati merembes melewati malam yang telah berumur ratusan tahun, lebih bisa dianggap sebagai air suci karena kemungkinan tercemar oleh kotoran akibat pembusukan mayat sangat kecil. bahkan seandainya pun mayat telah membusuk, dalam ratusan tahun daging manusia ini sudah terurai oleh proses alamiah," terang arwani.
Terkait fenomena masyarakat sekitar Cikini yang menganggap karomah pancaran air dari sekitar lokasi makam Habib Abdurahman Bin Abdullah al-Habsy yang akan dipindahkan, Arwani menganggapnya sah-sah saja asal sebatas kewajaran dan tidak sampai pada pengkultusan dan kemusyrikan.
"Kebiasaan tersebut biasa terjadi pada makam wali di berbagai daerah. Karena itu hal semacam ini tidak perlu dibesar-besarkan.; Cukup dianggap sebagai karomah, dan berkah yang baik. Jangan berlebihan," tandas Arwani. (min)
Jumat, 30 Juli 2010
Ikhlas, Kunci Sukses Ramadhan
Bogor, NU Online
"Ikhlas" atau ketulusan dalam melaksanakan berbagai perintah agama serta tabah dalam menjauhi semua yang dilarang merupakan kunci meraih sukses ibadah Ramadhan, kata Pengsauh Pondok Pesantren Lembah Arafah Bogor, KH Anwar Sanusi,.
Pesantren Lembah Arafah terletak di jantung wisata Puncak, tepatnya di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kalau kita mau meraih sukses menjalankan ibadah Ramadhan, kuncinya adalah ikhlas," kata Anwar Sanusi saat memberikan "tausiah" di hadapan dosen dan karyawan Institut Pertanian Bogor (IPB) di kampus IPB Darmaga Bogor baru-baru ini.
Agriantia atau perkumpulan isteri dosen dan karyawan (Dharma Wanita) IPB pada Selasa menggelar kegiatan "tarhib" yaitu penyambutan tibanya bulan Ramadhan. "Tarhib" Ramadhan tersebut diselenggarakan di gedung Andi Hakim Nasution kampus IPB Darmaga.
Acara yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan tersebut, dihadiri ratusan peserta yang berasal dari lingkup rektorat, berbagai fakultas serta unit kerja di lingkungan IPB.
"Tarhib" Ramadhan merupakan acara tahunan yang selalu diselenggarakan IPB. Kali ini kegiatan tersebut diisi dengan pengajian bersama dan ramah tamah antar sesama anggota Agrianita IPB.
Pengajian bersama menghadirkan KH Anwar Sanusi yang didaulat memberikan "tasiah" alias ceramah agama. Selain tercatat sebagai pengasuh Pesantren Lembah Arafah Puncak, Anwar Sanusi juga merupakan penceramah yang kerap mengisi acara di berbagai televisi dan wajahnya sering mengisai layar kaca.
Anwar Sanusi mengemukakan, "Ikhlas merupakan kunci meraih sukses, tidak hanya Ramadhan, namun juga sukses dunia dan akhirat."
Dia lantas menyitir sebuah hadits Nabi, yang menyebutkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh, maka semua dosanya akan diampuni Allah SWT.
Menurut dia, ada tiga hal perkara yang menjadi syarat diampuni semua dosa yaitu keridhaan dan doa kedua orang tua, karena keridhaan Allah sangat bergantung pada keridhaan keduanya.
Selanjutnya, antar suami dan isteri harus saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan yang pernah dilakukan. Terakhir, dengan tetangga atau kerabat harus akur.
"Bila tidak hari tigak bertegur sapa, bukan hanya akan berdosa, namun pengampunan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan menjadi terhalang," demikian kata Anwar Sanusi. (ant/mad)
Bogor, NU Online
"Ikhlas" atau ketulusan dalam melaksanakan berbagai perintah agama serta tabah dalam menjauhi semua yang dilarang merupakan kunci meraih sukses ibadah Ramadhan, kata Pengsauh Pondok Pesantren Lembah Arafah Bogor, KH Anwar Sanusi,.
Pesantren Lembah Arafah terletak di jantung wisata Puncak, tepatnya di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kalau kita mau meraih sukses menjalankan ibadah Ramadhan, kuncinya adalah ikhlas," kata Anwar Sanusi saat memberikan "tausiah" di hadapan dosen dan karyawan Institut Pertanian Bogor (IPB) di kampus IPB Darmaga Bogor baru-baru ini.
Agriantia atau perkumpulan isteri dosen dan karyawan (Dharma Wanita) IPB pada Selasa menggelar kegiatan "tarhib" yaitu penyambutan tibanya bulan Ramadhan. "Tarhib" Ramadhan tersebut diselenggarakan di gedung Andi Hakim Nasution kampus IPB Darmaga.
Acara yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan tersebut, dihadiri ratusan peserta yang berasal dari lingkup rektorat, berbagai fakultas serta unit kerja di lingkungan IPB.
"Tarhib" Ramadhan merupakan acara tahunan yang selalu diselenggarakan IPB. Kali ini kegiatan tersebut diisi dengan pengajian bersama dan ramah tamah antar sesama anggota Agrianita IPB.
Pengajian bersama menghadirkan KH Anwar Sanusi yang didaulat memberikan "tasiah" alias ceramah agama. Selain tercatat sebagai pengasuh Pesantren Lembah Arafah Puncak, Anwar Sanusi juga merupakan penceramah yang kerap mengisi acara di berbagai televisi dan wajahnya sering mengisai layar kaca.
Anwar Sanusi mengemukakan, "Ikhlas merupakan kunci meraih sukses, tidak hanya Ramadhan, namun juga sukses dunia dan akhirat."
Dia lantas menyitir sebuah hadits Nabi, yang menyebutkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh, maka semua dosanya akan diampuni Allah SWT.
Menurut dia, ada tiga hal perkara yang menjadi syarat diampuni semua dosa yaitu keridhaan dan doa kedua orang tua, karena keridhaan Allah sangat bergantung pada keridhaan keduanya.
Selanjutnya, antar suami dan isteri harus saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan yang pernah dilakukan. Terakhir, dengan tetangga atau kerabat harus akur.
"Bila tidak hari tigak bertegur sapa, bukan hanya akan berdosa, namun pengampunan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan menjadi terhalang," demikian kata Anwar Sanusi. (ant/mad)
Langganan:
Postingan (Atom)